Bentuk berupa umbi lapis,
warna putih / warna keunguan, bau khas rasa agak pahit. Berupa herba perennial,
jika di hancurkan akan mengeluarkan bau khas menyengat, ukuran umbi bervariasi
tergantung dari jenisnya. Daun tinggi bisa mencapai 40cm bentuk agak melingkar
pada bagian tengah dan pipih pada bagian atas. Memiliki batang semu yang
terbentuk dari pelepah-pelepah daun. Bunga majemuk payu ng warna putih, muncul
di setiap anak umbi, memiliki 1 – 3 daun pelindung, seperti selaput. Akar
bawang putih terdiri dari serabut serabut putih yang berjumlah banyak.
Simplisia berupa umbi
majemuk bentuk hampir bulat, terdiri dari 8 - 20 siung, di selimuti selaput
tipis, tiap siung di selubungi 2 selaput, terdapat pangkal siung yang mengeras,
bagian luar agak putih bagian dalam melekat pada bagian padat. Warna putih
kekuningan, bau khas aromatik tajam, rasa agak pedas lama kelamaan menimbulkan
rasa agak tebal di bibir.
KANDUNGAN KIMIA BAWANG PUTIH
Kandungsn kimia dari allium
sativum L. Yang memiliki aktifitas biologi dan bermanfaat dalam pengobatan
adalah senyawa organo-sulfur. Kandungan senyawa organo-sulfur ini antara lain.
Senyawa
S-alk(en)-il-L-sistein sulfoksida (ACSOs), contohnya aliin dan
y-glutamilsistein, senyawa yang paling banyak terdapat dalam bawang putih.
Aliin suato asam amino yang mengandung sulfur, bertanggungjawang pada bau dan
cita rasa bawang. Aliin dan senyawa sulfoksida yang lain, kecuali sikloaliin,
segera berubah menjadi senyawa tiosulfinat, seperti alisin, dengan bantuan
enzim allinase ketika bawang putih segar dicincang, dipotong, maupun dikunyah
secara langsung.
Senyawa sulfur yang volatil
seperti alisin. Alisin merupakan senyawa yang kurang stabil, adanya pengaruh
air panas, oksigen, udara, dan lingkungan basa, mudah sekali terdekomposisi
menjadi senyawa sulfur yang lain seperti dialil sulfide.
Senyawa sulfur yang larut
dalam lemak seperti dialil sulfida (DAS), dialil dilsufida (DADS).
Senyawa sulfur larut air
yangnon folatil seperti S-alil stein (SAC), yang terbentuk dari reaksi
enzimatik y-glutamilsistein ketika bawang putih di ekstraksi dengan air. SAC
banyak terdapat dalam berbagai macam sediaan bawang putih, merupakan senyawa
yang memiliki aktivitas biologis, sehingga adanya SAC dalam sediaan bawang
putih sering dijadikan standar bawang sediaan bawang putih tersebut layak atau
tidak untuk dikonsumsi.
Senyawa belerang antara
lain : aliin, allsin, ajoene, saponin allisin, alilpropil disulfida, dialil
trisulfida, s-alilsistein, vinildithine, S-alilmerkaptosistein, enzim-enzin
antara lain : alinase, peroksidase, mirosinase, asam amino dan glikosidana
(arginin), selenium, germanium, tellurium dan beberapa mineral lainnya.
FARMAKOLOGI BAWANG PUTIH
Bawang putih memiliki
aktivitas anti mikroba. Salah satunya terhadap Helicobacter pylori. Senyawa
organosulfur bertanggung jawab atas aktivitas anti-H. Pylori dengan KHM 6-12
µg/ml.
Pengujian sediaan bawang
putih pada 20 pasien terinfeksi H.pylori yang menderita dispepsia dengan dosis
maserat minyak bawang putih 275 mg sehari 3x dibandingkan dengan omeparazon 20
mg sehari 2 x. Pada kedua kelompok mengalami perbaikan nyata dengan perameter
jumlah mikroba dan tingkat keparahan gastritis.
Pada pengujian lain
pemberian bawang putih segar dibandingkan dengan bismuth subsalisilat
memperlihatkan bahwa pemberian bawnag putih meningkatkan kapasitas antioksidan,
namun sebagian penderita mengeluhkan bau badan.
Peningkatan pencernaan,
penggunaan bawang putih secara oral dapat memperbaiki nafsu makan dan
meningkatkan serkesi perut dan motilitas dan usu melalui perangsangan langsung
dan reaksi reflek.
KEAMANAN BAWANG PUTIH
Umbi bawang putih di
kontraindikasikan pada pasien sensitif terhadap bawang putih, dan alergi
terhadap obat. Jika merujuk pada penggunaannya sebagai bumbu masak, maka bawang
putih relatif aman. Namun perlu diperhatikan kemungkinan terjadi perdarahan
pasca operasi akibat konsumsi berlebih bawang putih. Bawang putih tidak
menimbulkan efek mutagenik secara in vitro.
LD50 3034 mg/kg BB pada
kelinci, per oral. Alli sativi bulbus (bawang putih) tidak mutagenik
secara in vitro. Dapat menyebabkan ulkus pada gaster.
DOSIS BAWANG PUTIH
Segar 2-5 g , serbuk bawang
putih 0,4 –1, ,2 g, minyak bawang putih 2-5 mg, ekstrak kering 300 – 1000mg.
Sediaan lain setara dengan 4-15mg aliin atau 2-5mg alisin. Penggunaan bawang
putih di amjurkan bersamaan dengan makanan lain, untuk mencagah rasa enak pada
saluran pencernaan.
Untuk diare, bahan yang
digunakan 2 buah bawang putih. Cara membuat yaitu bawang dipanggang sampai
kulitnya menjadi hitam. Kemudian bawang tersebut direbus dengan air secukupnya
untuk membuat air ramuan. Cara menggunakannya yaitu air ramuan yang sudah
dibuat setelah dingin/ hangat-hangat kuku dapat langsung diminum.
BACA JUGA!!! SERBA-SERBI RESTORAN UNIK DI DUNIA
BACA JUGA!!! SERBA-SERBI RESTORAN UNIK DI DUNIA
Pemilik blog yang terhormat, saya telah mencantumkan link aktif menuju halaman ini di blog saya. Berikut adalah link-nya : http://masjange.blogspot.co.id/2018/04/serba-serbi-restoran-unik-di-dunia.html
BalasHapusMohon untuk blog ruangherbalpintar juga mencantumkan link aktif menuju ke blog saya. Terima Kasih
Sudah saya cantumkan
Hapusoke terima kasih
BalasHapus